Nuryati Solapari: TKI Rawan Pemerasan di Bandara karena Dianggap Banyak Uang
Jakarta - Isu ramai pendatan TKI
secara paksa di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, diduga sebagai ajang
pungutan liar menyeruak. Tak perlu ada pemaksaan pada TKI. Biarkan TKI
sendiri yang memilih apakah akan pulang sendiri atau pulang dikoordinir
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI).
"Ternyata
betul, oknum-oknum di bandara itu menganggap TKI itu banyak uang. Saat
ambil troli saya minta angkatin barang, saya dimintain uang Rp 20 ribu,
eh dia marah-marah dan bilang 'TKI pelit amat cuma Rp 20 ribu'," jelas
mantan TKI Nuryati Solapari.
"Ada keinginan beberapa TKI, mereka
itu diberlakukan layaknya penumpang lain, tidak ada perbedaan. Berikan
kebebasan bila TKI bisa berdikari sendiri," imbu dia.
Berikut wawancara lengkap
detikcom
dengan Nuryati Solapari, yang pernah bekerja sebagai TKW di Arab Saudi
dan kini menjadi dosen Fakultas Hukum di Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, Banten, Senin (28/1/2013):
Isu pemerasan TKI
di bandara dalam proses pemulangan kembali menyeruak. Nah bagaimana
pengalaman Ibu saat pada 2001 pulang dari Arab Saudi, apakah menemui
pemerasan oleh oknum di bandara?Sempat, pada saat TKI
di bandara banyak sekali oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab
melakukan pemerasan pada kita. Sebelum berangkat kan sudah ada
informasi, sudah ada cerita-cerita di bandara itu begini-begini. Itu
dijadikan sebuah antisipasi buat kita, karena kita pasti kembali ke
Indonesia.
Kalau khawatir apa yang harus kita lakukan, pada saat
saya ke Arab Saudi, saya sisakan uang rupiah, sengaja saya mengisikan Rp
125 ribu. Sebelum berangkat sudah tahu kalau TKI yang pulang ke
Indonesia itu selalu bawa uang.
Saya nggak bawa uang dalam
bentuk riyal, dollar. Sebelum pulang, saya kirim ke rekening saya dulu.
Saya hanya pegang uang rupiah saat berangkat. Dipersiapkan. Nah Rp 125
ribu itu saya 2 tahun di sana saat saya pulang pun masih ada.
Ternyata
betul, oknum-oknum di bandara itu menganggap TKI itu banyak uang. Saat
ambil troli saya minta angkatin barang, saya dimintain uang Rp 20 ribu,
eh dia marah-marah dan bilang 'TKI pelit amat cuma Rp 20 ribu'.
Harus
antisipasi dari awal, membaca masalah yang timbul kalau pulang seperti
itu. Kadang banyak teman-teman merasa nggak enak kalau nggak ngasih
uang. Jangan terlalu royal, harus dipikirkan kembali kita kerja di sana
bagaimana, sehingga orang lain tidak menganggap gampang.
Jangan
karena kebebasan luar biasa, dengan uang seperti itu, tanpa proses,
tanpa rencana kasih-kasih saja. Jangan-jangan dimanfaatkan oknum tidak
bertanggung jawab.
Dulu waktu Ibu pulang ke Indonesia masih ada Terminal 3 kan? Nah bila ada pungutan, berapa saat itu?Iya,
dulu masih di Terminal 3. Berapanya saya lupa ya. Kalau kita masuk
bandara, kalau sudah mau keluar ada semacam pendataan khusus TKI,
dipisahkan 'Yang TKI, yang TKI' begitu. Berarti saya dipisah, ya
sudahlah, ikutlah.
Saya lupa, saya pernah masuk tempat khusus
didata, dicek, bayar Rp 11 ribu atau Rp 110 ribu ya. Kemudian saya
ketemu keluarga saya. Keluarga saya menjemput.
Sekarang
sudah ada Permenakertrans Nomor No 16/2012 tentang Tata Cara Pemulangan
TKI secara mandiri, tidak lagi melalui BNP2TKI kecuali bagi yang sakit
dan bermasalah?Kalau menurut saya sebetulnya ada
positif dan negatifnya. Sebetulnya, baik juga diantar ke rumah
masing-masing. Yang disayangkan atau yang perlu dipertegas lagi adalah
sopir atau pengantar TKI-nya sendiri yang perlu dikontrol atau
pengawasan. Kalau perlu mobilnya dikasih CCTV.
Kalau pulang
sendiri malah banyak sekali kerawanan, bisa dihipnotis, hilang uang,
diperkosa. Atau naik taksi pun saya khawatir ngelacaknya susah.
Kalau
dengan media cover seperti ini, harus ada pertanggungjawaban dari
pemerintah, pengawasannya, harus dikontrol supaya tidak dijadikan lahan
pemerasan. Dijemput itu sebenarnya aman lho, benar aman. Mungkin biaya
yang dikenakan ya, tarifnya sekian harus jelas.
Mengenai pemerasan TKI saat proses pemulangan, apakah Ibu masih menerima keluhan dari rekan-rekan TKI?Kalau
secara langsung ke saya, khususnya di daerah saya, tidak ada. Ada
beberapa teman di daerah lain seperti itu saya dengar. Di daerah saya
tidak ada. Kami merasa lebih aman masuk mobil rombongan, atau mungkin
jaraknya tidak terlalu ya ke Banten saja. Saya bukan memihak BNP2TKI ya,
yang bermasalah itu ada persaingan usaha. Hendaknya persaingan usaha
yang sehat supaya memberikan pelayanan maksimal pada TKI.
Bersaing yang bagaimana menurut Ibu? Bisa diperjelas?Ya
ini kan dikelola BNP2TKI kan. Ya saya tidak bisa mengungkapkan ya,
tetapi persaingan-persaingan itu ada. Nah intinya bahwa perlindungan ini
mekanisme dan sistem yang betul-betul memang dijemput TKI-nya,
fasilitasnya harus oke, terjamin, harga terjangkau, tidak memberatkan
TKI. Kalau perlu gratis pemulangan TKI, dan dimasukkan APBN.
Masih ada manfaat mendata TKI di bandara dan mengkoordinasikan proses pulangnya?Di
satu sisi, kalau skill dan wawasannya oke nggak masalah pulang sendiri.
Kalau seandainya dia traumatik, banyak masalah, kalau dipulangkan
sendiri menambah masalah juga. Kalau tidak bermasalah bisa langsung
pulang ke kampung halamannya, kalau bingung, depresi bagaimana bisa
mengetahui hal seperti itu (pulang mandiri).
Ada keinginan
beberapa TKI mereka itu diberlakukan layaknya penumpang lain, tidak ada
perbedaan perlakuan. Berikan kebebasan pada TKI yang bisa berdikari
sendiri, nggak usah ada pengelompokan TKI harus begini begini, bagus
juga itu.
Namun kalau pulang sendiri juga rawan. Berarti tetap
saja BNP2TKI ini. Kalau TKI nggak bermasalah ya pulang saja. Berikan TKI
haknya, yang penting kontrol. Berikan pilihan saja, kan TKI bisa
mengukur diri sendiri. Kalau merasa nggak bisa ya sudah, inilah jalannya
(pulang dengan dikoordinasi BNP2TKI).
Ada imbauan lain pada rekan-rekan TKI bila pulang ke Indonesia, selain tidak membawa uang rupiah terlalu banyak?Yang
penting kita harus waspada. Kita kalau naik kendaraan lihat ciri-ciri
fisik pengemudi, jangan berpenampilan berlebihan, biasa-biasa saja.
Sebelum pulang, kita kontak keluarga, saya pulang jam kapan, mendarat
jam sekian, estimasi sampai rumah jam sekian, harus dikroscek.
Ada imbauan pada pemerintah mengenai proses pemulangan TKI?Sepertinya
pemerintah itu sudah tahu masalah TKI seperti apa, belum alternatifnya
saja. Maksud saya berikanlah hak perlindungan yang maksimal pada TKI,
mereka harus punya pemikiran bahwa TKI ini anak bangsa perlalukan dia
secara manusiawi. Wujudkan pelayanan yang prima pada TKI, bangsa kita
sendiri.
Selama ini, yang berhadapan dengan TKI, mohon maaf ya,
orang selalu membuat penilaian TKI dari fisiknya saja, memandang sebelah
mata seperti itu. Berilah kebebasan itu pada TKI, kebebasan bukan
sebebas-bebasnya. Mengontrol, pengawasan seberapa besar pelayanan itu
pada TKI, pembekalan bagaimana menghadapi situasi, sebelum, sedang dan
purna dan memastikan TKI sampai di daerahnya masing-masing