Airlangga Motori Kemenangan Pacific atas NSH GMC
(NBL Indonesia)
Pada pertarungan dua tim yang baru bergabung NBL Indonesia musim lalu itu, yang memerlukan overtime, Airlangga tampil cemerlang untuk memenangkan Pacific dengan skor tipis 71-70.
Kuarter pertama menjadi milik NSH GMC. Ryan Febriyan yang ditempatkan sebagai starter mampu membuat Pacific kesulitan. Airlangga yang terlihat menjaga Ryan tidak mampu berbuat banyak. Dua post-up Ryan tidak berhasil dihentikan Airlangga. Empat poin Ryan mengawal keunggulan NSH GMC, 18-11, di akhir kuarter pertama.
Permainan cepat ditunjukan kedua tim di kuarter kedua. Tidak terlalu baik saat bertahan, Airlangga menutup celanya dengan serangan-serangan agresif. Forward yang sebelumnya bermain untuk Tonga BSC Jakarta ini sukses mengisi delapan poin di kuarter kedua dan membawa Pacific mendekat dengan kedudukan 31-29. NSH GMC masih unggul dua poin.
Sebuah jump shot dari Airlangga akhirnya membawa Pacific menyamakan kedudukan di awal kuarter ketiga. Sebuah tembakan lay-up hasil dari serangan fast break dari Gege Nagata membawa Pacific berbalik unggul 33-31. Pacific berlari meninggalkan NSH GMC dengan cukup kencang, 11-1 di pertengahan kuarter ketiga. Sebuah tembakan buzzer beater dari Yunus Efendi di akhir kuarter membawa Pacific tertinggal empat poin saja, 49-45.
Kejar-mengejar angka tidak terhindarkan di kuarter terakhir. Ryan kembali beradu dengan Airlangga, sementara Yunus, pemain NSH GMC, dan para pemain Pacific bergantian menghujani ring lawan dengan tembakan-tembakan akurat. Tertinggal 60-57 di detik-detik akhir, NSH GMC selamat melalui tembakan tiga angka Ryan Febriyan tepat ketika bel akhir pertandingan berbunyi. Skor imbang 60-60.
Ryan kembali memasukan dua angka di akhir babak overtime. Namun dua poin tersebut tidak lagi memberi oksigen tambahan bagi NSH GMC. Dengan total 14 poin, Ryan menjadi pengumpul angka terbanyak bagi timnya, disusul oleh Juliano Gandhi yang berhasil mencetak double-double pertama sepanjang kariernya di NBL Indonesia, dengan torehan 13 poin dan 12 rebound. Di kubu Pacific, Airlangga memimpin dengan donasi 24 poin.
"Turnover sebanyak 27 kali adalah bukti bahwa anak-anak bermain terlalu terburu-buru. Kalau anak-anak bermain normal, saya yakin kami bisa menang dengan nyaman tanpa perlu memaksakan overtime," ujar Eddy Santoso, head coach Pacific, dalam rilis NBL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar