Film 'Cinta Tapi Beda' menjadi perbincangan hangat beberapa hari
belakangan usai dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Meski demikian, rumah
produksi Multivision Plus Picture (MVP) tak akan melakukan penarikan,
justru akan menayangkan film itu di Padang.
"Sama sekali tidak
diturunkan. Masih ada di 54 bioskop di 23 kota. Kita butuh film ini
tetap bisa ditonton," ujar PR Multivision Aris Muda saat jumpa pers di
Kafe Bloeming FX Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (8/1/2013).
"Kami
akan putar di Padang meski di sana belum ada bioskop, tapi di sana ada
dua tempat pemutaran film nasional yang cukup ramai. Di situ saya akan
coba juga untuk berdiskusi," tambah Aris.
Jumpa pers tersebut
dihadiri sutradara Hestu Saputra, kuasa hukum Multivision, serta Habib
Abdurrahman Assegaf sebagai perwakilan dari ormas Islam. Abdurrahman
yang sudah menonton film tersebut ikut memberikan pandangannya.
Menurutnya, ada dua hal yang patut digarisbawahi sesuai dengan hukum
islam.
"Setelah saya menonton, saya memberi masukan ke PH dari
Multivison Plus Pictures. Pertama, laki-laki muslim boleh menikah dengan
perempuan non-muslim. Kedua, perempuan muslim tidak boleh menikah
dengan laki-laki non-muslim," ujarnya.
Sutradara Hestu Saputra
juga menegaskan bahwa film garapannya itu mengangkat kisah cinta beda
agama. Namun, ia tidak pernah memasukkan adegan atau apapun yang merujuk
pada pernikahan beda agama.
"Menanggapi kontroversi dan ada juga
yang udah melapor ke polisi tentang menghina atau membenci suku Minang,
kita tidak ada maksud menghina seperti itu. Nggak ada penghinaan di
film itu sama sekali tentang suku Minang," tandasnya.
Soal adanya
pelaporan ke polisi terhadap film tersebut, Multivison Plus siap
menghadapi. "Film ini menarik ternyata tokoh Diana itu bukan gadis
Minangkabau, dia gadis Manado yang besar di Padang. Jadi jelas Diana ini
adalah gadis keturunan Manado, bukan dari suku Minangkabau," ucap
Afrian Bondjol selaku kuasa hukum MVP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar