Jumat, 11 Januari 2013

pengusaha BBM subsidi tak usah naik, langsung hapuskan saja


 
- Wacana kenaikan harga BBM subsidi menjadi Rp 6.000/liter tengah bergulir. Namun kalangan pengusaha tak setuju. Lebih baik BBM subsidi dihapuskan saja.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui, kalangan pengusaha mayoritas setuju adanya tindakan untuk menekan subsidi BBM yang mencapai ratusan triliun rupiah. Minimal tindakan yang dilakukan adalah kenaikan harga BBM subsidi.

"Saya mau mengingatkan aspirasinya dunia usaha, kata mereka lebih baik BBM itu dinaikkan. Itu sangat bisa membuat lebih efisien menekan neraca perdagangan," kata Hidayat saat ditemui di Hotel JW Marriot, Kuningan Jakarta, Jumat (11/1/2013).

Tak hanya di situ, menurut Hidayat kalangan pengusaha setuju harga BBM subsidi dinaikkan, dan dana subsidi tersebut dialihkan ke sesuatu yang lebih baik, contohnya infrastruktur.

"Asalkan dana yang terhimpun itu digunakan untuk perbaikan infrastruktur. Dan pembiayaan lain yang dianggap lebih perlu," lanjutnya.

"Secara pribadi iya, saya setuju. Tapi saya terikat ucapan saya sebagai Menteri," katanya.

Hal senada dilontarkan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto. Suryo mendukung kenaikan BBM subsidi ini, bahkan menurutnya, subsidi BBM harus dihapuskan, dana subsidi tersebut bisa diperuntukkan bagi pembangunan daerah.

"Hapuskan!, ada penghematan yang luar biasa, itu kembalikan ke rakyat. Tiap provinsi dikasih Rp 5 triliun. Wah, berkembang itu ekonomi daerah," tegas Suryo.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini mendorong harga BBM subsidi segera dinaikkan minimal menjadi Rp 6.000/liter. Jika ini terjadi maka anggaran subsidi BBM bisa hemat Rp 56 triliun.

"Kalau harga BBM subsidi dinaikan langsung Rp 1.500/liter atau menjadi RP 6.000/liter maka negara bisa menghemat Rp 56 triliun dari subsidi BBM," kata Rudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar