Senin, 19 November 2012

badai sandy,saham aman,ekspor terganggu

Peristiwa badai Sandy yang mengguncang Amerika Serikat tak memengaruhi sektor perekonomian di Jatim dan Indonesia pada umumnya. Kalkulasi tersebut dikarenakan faktor penyebab dari kendala tersebut adalah alam atau force majeur.

“Tidak ada pengaruhnya, meski bursa saham di Amerika Serikat tutup,” tutur Analis Bursa Saham Indonesia (BSI), Leo Herlambang mengomentari situasi terkini dari dampak badai Sandy di AS, Rabu (31/10) siang.

Menurutnya, kondisi tersebut bukan merupakan kejadian yang disebabkan karena kesengajaan, melainkan peristiwa di luar kemampuan manusia. Dikatakan, pasar indeks saham di dunia dan Indonesia pada khususnya tidak mengalami guncangan akibat badai Sandy tersebut. “Masih bagus di Indonesia, dibanding negara lain. Yang pasti, pengaruhnya tidak signifikan terhadap pasar saham,” ingatnya.

Meski demikian, ia mengakui, tutupnya satu pasar saham akan memiliki pengaruh pada pasar saham lain di dunia. Namun, ia mengingatkan, kondisi force majeur akan dimaknai sebagai kejadian alam yang akan pulih dalam waktu singkat. “Pemain di pasar saham pasti maklum dengan kondisi ini,” tuturnya.

Hanya saja, Leo belum bisa memastikan tentang perkembangan settlement clean atau penyelesaian transaksi. Menurutnya, sepanjang settlement-nya clean untuk dilakukan transaksi oleh pelaku pasar saham di AS dianggap tidak masalah. “Saya yakin kok tetap lancar,” singkatnya.

Dijelaskan, jika kondisi yang terjadi akibat force majeur, pihaknya bisa memperkirakan pemain saham atau investor tidak akan melakukan manuver. Mengacu dari data perkembangan sejak peristiwa badai Sandy, hingga kini indeks saham di Indonesia masih normal. “Belum ada perubahan signifikan karena pengaruh pasar saham di Bursa AS,” katanya.

Bahkan, ia menyebut, pasar saham di Indonesia saat ini masih dapat dikendalikan. Rata-rata pemain saham di Indonesia didominasi pihak perbankan. “Sudahlah, saya yakin nggak lama kok. Nggak ada dampak signifikan terhadap saham Indonesia,” tukas Leo.

Berbeda dengan Isdarmawan Asrikan. Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim ini mengaku, badai Sandy sangat berpengaruh terhadap eksportasi barang ke Amerika Serikat. Namun, kata Is, panggilan akrabnya, dampak paling bisa dirasakan adalah pada masalah logistik. “Kalau pengiriman, sampai dengan sekarang masih tidak ada kendala,” akunya.

Dikatakan, badai Sandy sangat berdampak pada gudang-gudang penyimpanan barang di bagian timur Amerika Serikat, tepatnya di New Jersey. Meski AS adalah negara ketiga sebagai jujukan ekspor barang Indonesia, namun AS merupakan negara yang memiliki potensi dalam distribusi barang. “Kami berharap tidak lama,” cetusnya. Sampai saat ini pihaknya belum bisa bicara nilai kerugian dan dampaknya sejauh mana terhadap pengiriman barang di kawasan yang terkena badai. “Kami masih mengumpulkan data,” pungkasnya. sab Berita terkait di halaman 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar