Peristiwa badai Sandy yang mengguncang Amerika Serikat tak memengaruhi
sektor perekonomian di Jatim dan Indonesia pada umumnya. Kalkulasi
tersebut dikarenakan faktor penyebab dari kendala tersebut adalah alam
atau force majeur.
“Tidak ada pengaruhnya, meski bursa saham di
Amerika Serikat tutup,” tutur Analis Bursa Saham Indonesia (BSI), Leo
Herlambang mengomentari situasi terkini dari dampak badai Sandy di AS,
Rabu (31/10) siang.
Menurutnya, kondisi tersebut bukan merupakan
kejadian yang disebabkan karena kesengajaan, melainkan peristiwa di luar
kemampuan manusia. Dikatakan, pasar indeks saham di dunia dan Indonesia
pada khususnya tidak mengalami guncangan akibat badai Sandy tersebut.
“Masih bagus di Indonesia, dibanding negara lain. Yang pasti,
pengaruhnya tidak signifikan terhadap pasar saham,” ingatnya.
Meski
demikian, ia mengakui, tutupnya satu pasar saham akan memiliki pengaruh
pada pasar saham lain di dunia. Namun, ia mengingatkan, kondisi force
majeur akan dimaknai sebagai kejadian alam yang akan pulih dalam waktu
singkat. “Pemain di pasar saham pasti maklum dengan kondisi ini,”
tuturnya.
Hanya saja, Leo belum bisa memastikan tentang
perkembangan settlement clean atau penyelesaian transaksi. Menurutnya,
sepanjang settlement-nya clean untuk dilakukan transaksi oleh pelaku
pasar saham di AS dianggap tidak masalah. “Saya yakin kok tetap lancar,”
singkatnya.
Dijelaskan, jika kondisi yang terjadi akibat force
majeur, pihaknya bisa memperkirakan pemain saham atau investor tidak
akan melakukan manuver. Mengacu dari data perkembangan sejak peristiwa
badai Sandy, hingga kini indeks saham di Indonesia masih normal. “Belum
ada perubahan signifikan karena pengaruh pasar saham di Bursa AS,”
katanya.
Bahkan, ia menyebut, pasar saham di Indonesia saat ini
masih dapat dikendalikan. Rata-rata pemain saham di Indonesia didominasi
pihak perbankan. “Sudahlah, saya yakin nggak lama kok. Nggak ada dampak
signifikan terhadap saham Indonesia,” tukas Leo.
Berbeda dengan
Isdarmawan Asrikan. Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI)
Jatim ini mengaku, badai Sandy sangat berpengaruh terhadap eksportasi
barang ke Amerika Serikat. Namun, kata Is, panggilan akrabnya, dampak
paling bisa dirasakan adalah pada masalah logistik. “Kalau pengiriman,
sampai dengan sekarang masih tidak ada kendala,” akunya.
Dikatakan,
badai Sandy sangat berdampak pada gudang-gudang penyimpanan barang di
bagian timur Amerika Serikat, tepatnya di New Jersey. Meski AS adalah
negara ketiga sebagai jujukan ekspor barang Indonesia, namun AS
merupakan negara yang memiliki potensi dalam distribusi barang. “Kami
berharap tidak lama,” cetusnya. Sampai saat ini pihaknya belum bisa
bicara nilai kerugian dan dampaknya sejauh mana terhadap pengiriman
barang di kawasan yang terkena badai. “Kami masih mengumpulkan data,”
pungkasnya. sab Berita terkait di halaman 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar