Sekitar tiga ton barang tercecer milik jamaah haji yang tidak terbawa
dalam pesawat ditumpuk di sebuah gudang di pinggir Kota Jeddah.
Ali Majro'i yang diberi tanggung jawab menangani barang tercecer itu
di Jeddah, Rabu (14/11/12), mengatakan dirinya tidak tahu pasti berat
barang yang menggunung di gudangnya di daerah Aburak Raghamah, Jeddah.
"Saya tidak tahu pasti berat dan jumlahnya. Anda bisa lihat sendiri,
tapi kira-kira mungkin 2-3 ton," katanya.
Barang tercecer tersebut milik jemaah haji yang tidak bisa terangkut
dengan pesawat karena jumlah dan beratnya berlebihan. Maskapai
penerbangan Garuda dan Saudi Arabian Airlines (SAA) hanya mengizinkan
jemaah membawa tas tenteng yang dibagikan Kemenag RI pada jemaah dan tas
pinggang untuk menyimpan dokumen penting. Sebelum berangkat dan selama
di Tanah Suci, jemaah haji sudah diingatkan untuk mengatur barang bawaan
agar tidak melebihi batas maksimal, yakni berat koper 32 kilogram dan
tas tenteng beserta isinya.
Di luar itu tidak diizinkan dibawa ke pesawat. Di Bandara King Abdul
Aziz, jamaah kembali diingatkan agar untuk tidak membawa barang di luar
tas tenteng yang berwarna oranye untuk Garuda dan cokelat untuk Saudi.
Pada saat mengantre masuk ke dalam gedung bandara maka petugas kedua
maskapai penerbangan mengambil tas dan bawaan di luar tas tenteng. Di
awal-awal pemulangan dalam satu shif (12 jam) bisa terkumpul empat
gerobak barang tercecer di sayap barat Terminal Haji King Abdul Aziz
yang melayani penerbangan Garuda, sedangkan di sayap timur 2-3 gerobak.
"Kini hanya satu gerobak," kata Ketua Sektor Sayap Timur Zamrori.
Barang tersebut lalu diserahkan pada petugas Majro'i dengan
dilengkapi berita acara yang berisikan jumlah dan jenis barang untuk
disimpan. Barang tercecer di gudang Majro'i itu sebagain besar berupa
kain seperti ihram, sajadah, dan sarung; peralatan rumah tangga seperti
penanak nasi elektrik, ceret alumunium, dan cangkir. Ada pula, piring
plastik, baskom, termos khas Saudi, sendok; mainan anak-anak seperti
boneka, foto-fotoan, handpone plastik; tas, kantong plastik; beras,
jeruk, kurma dan apel.
Perusahaan Majro'i diminta Kantor Teknis Urusan Haji Indonesia untuk
menangani barang tercecer tersebut. Pada akhir musim haji, dia akan
melaporkan jenis barang dan kira-kira total jumlahnya.
Dia memperkirakan rata-rata sekitar 5-6 ton barang tercecer terkumpul
di gudangnya. Petugas dari Kantor TUH akan datang melihat dan membuat
berita acara. Setelah mendapat persetujuan, Ali akan menawarkan barang
tersebut kepada yayasan sosial. (MCH/A-88)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar